Rabu, 07 Maret 2012

Taktik China Mencuri Rahasia Bisnis Amerika Serikat


Wakil Presiden Cina, Xi Jinping, direncanakan menjadi pemimpin berikut dari bangsa dengan populasi terbesar di dunia. Ia langsung mendapat berbagai komentar menyerang telinga dari pejabat AS terkait praktek bisnis bayangan di Cina.

Dalam tur resmi Xi pertama kali ke AS pekan ini, Senator John Kery, dari Partai Demokrat perwakilan Massachuset, menuding perusahaan Cina membuat bangkrut pesaing AS dengan merampok piranti lunak mereka.

Itu hanyalah ujung gunung es. Kerry juga menuduh Cina dalam serangan dunia maya, melakuka aksi spionase dalam akses pasar dan juga pencurian. Kerry juga mengungkap laporan terkini yang mengindikasi bahwa para hacker Cina dibeking pemerintah telah mencuri rahasia bisnis dari AS.

Perusahaan Amerika dipandang sebagai korban 'pembantaian' invasi jaringan komputer yang berasal dari Cina, demikian laporan dari Eksekutif Kontraintelijein Nasioal, AS. Laporan mengatakan Cina mencoba membangun ekonomi berdasar teknologi, riset dan perkembangan yang telah dihasilkan, termasuk kekayaan intelektual negara tersebut.

Bagaimana teknologi itu dapat dicuri? Satu contoh, tuding Kerry, adalah pakar energi Angin Amerika Superkonduktor. Klien terbesar perusahaan itu adalah Sinovel dari Cina. Namun ketika Sinovel berhasil menyuap Amerika Superkonduktor untuk mencuri software perusahaannya dan memberikan Sinovel, hubungan kerjasama antar perusahaan berakhir,

Dalam kasus serangan dunia maya, para hacker Cina dituding meninggalkan malware di dalam sistem komputer perusahaan Amerika di mana program jahat tidak bisa dideteksi selama bertahun-tahun. Perlahan perusahan tersebut 'berdarah' karena informasinya tersedot tanpa diketahui.

Apakah pemerintah Cina tahu dan terlibat? Banyak pakar menduga itu, meski Cina tentu saja membantah tudingan tersebut. Beberapa kali laporan dari AS meyakini bahwa puluhan grup hacker Cina yang bertanggung jawab terhadap serangan dunia maya terhadap perusahaan AS justru mendapat pengarah dari pemerintah Cina atau militer negara.

Dampaknya? Tentu bisa sangat menghancurkan dengan efektif. Beberapa pakar berkata Cina telah mencuri informasi sensitif senilai 400 milyar dolar per tahun. NCE melaporkan dengan mengutip kasus perusahaan cat Valspar, yang rugi hingga 20 juta dolar dalam seperdelapan keuntungan tahunan, setelah informasi rahasianya dicuri oleh kompetitornya asal Cina.

Masalah ini dipandang sebagai kendala keamanan nasonal. Beberapa perusahaan yang telah diretas kemudian melakukan kontrak dengan Departemen Pertahanan AS dan beberapa badan nasional AS lain untuk meletakkan informasi berisiko.

Hampir satu dekade, para hacker memiliki akses ke jaringan komputer perusahaan telekomunikasi Nortel Network. Jika dugaan benar bahwa hacker Cina berada di balik penyusupan itu, maka mereka sepertinya mendapat akses berharga ke internet dan sistem telepon yang diandalkan oleh agen pemerintah, bank dan bisnis lain.

Bila anda bertanya apa yang telah dilakukan AS terhadap kondisi ini, jawabannya mengejutkan karena masih sedikit. Pakar keamanan dunia maya kini mendesak pemerintah untuk menunjukkan pada Cina bahwa aksi itu memiliki konsekuensi keras. Sementara itu, NCE melaporkan Cina terus menjadi kian agresif dan memiliki ancaman nyata dalam peretasan data.

Sumber Artikel : Klik disini
Artikel ini diolah dari : Google
Share:

0 komentar:

Posting Komentar